Nama : Fatimah Adlia
Kelas : 2 AC
PIUTANG
DAGANG
Pengertian Piutang
Piutang adalah tuntutan atau klaim
perusahaan kepada pihak lain, baik terhadap perorangan maupun terhadap suatu
badan usaha yang terjadi karena adanya suatu transaksi. Piutang timbul apabila
perusahaan menjual barang atau jasa kepada perusahaan lain atau perorangan
secara kredit.
Jenis-Jenis
Piutang
Pada umumnya
piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang / piutang usaha, piutang wesel
dan piutang lain-lain.
a.
Piutang dagang
/ piutang usaha
Piutang
dagang menunjukan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau
jasa-jasa yang dihasilkan oleh perusahaan secara kredit. Piutang dicatat dengan
mendebit akun piutang dagang. Piutang dagang semacam ini normalnya diperkirakan
akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari
sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancer.
b. Piutang wesel
Piutang
wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat
surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang
seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di tentukan di
masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling
sedikit 60 hari.
c.
Piutang
lain-lain
Piutang
lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat
perusahaan, pinjaman kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang
tidak berkaitan dengan usaha.
Perbedaan
masing-masing jenis piutang
Piutang
dagang/usaha
|
Piutang wesel
|
Piutang
lain-lain
|
Jangka
waktu kurang dari 1 tahun
2/10, n/30
|
Jangka
waktu bermacam-macam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari
|
Jangka
waktu lebih dari satu tahun atau termasuk dalam piutang jangka panjang.
|
Dimasukkan
dalam aktiva lancar
|
Bagian
yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar,
sedangkan yang lebih dari satu tahun piutang jangka panjang
|
Pada
umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.
|
Berkaitan
dengan operasi utama perusahaan sehingga harus dapat ditagih
|
Mensyaratkan
adanya jaminan sehingga jika saat jatuh tempo tidak dapat melunasi maka
jaminan tersebut dapat dijual
|
Tidak
berkaitan dengan operasi sehari-hari dan biasanya dilaporkan dineraca sebagai
kelompok aktiva tidak lancar.
|
PIUTANG
DAGANG
Masalah-masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi
:
1.
Pengakuan piutang dagang
2.
Penilaian piutang dagang
3.
Pengalihan piutang dagang
1. Pengakuan Piutang Dagang
Piutang
dagang diakui/dicatat pada saat :
a) Perusahaan
memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan kredit.
b) Terjadinya
retur dan potongan penjualan.
c) Adanya
pelunasan.
Misal :
PT. ABC pada
tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT. Sentosa seharga Rp.
20.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa
barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila dihitung barang
yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC menerima
pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan
untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut :
Januari
14 Piutang
dagang
20.000.000
Penjualan
20.000.000
(Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)
Januari
16 Retur
penjualan
1.000.000
1.000.000
(Untuk mencatat adanya retur penjualan)
Januari
24 Kas
18.620.000
Potongan penjualan
380.000 (2 % x 19.000.000)
Piutang
dagang
19.000.000
(Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)
Catatan :
Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada distributor/grosir atau dari
grosir kepada pengecer dan jarang diberikan dari pengecer ke konsumen.
2. Penilaian
Piutang Dagang
Menurut
Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam
neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah
piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih (CKP) .
Contoh
penyajian di neraca :
Aktiva Lancar
Piutang dagang
Rp. 10.000.000
(-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp. 1.000.000 -
Nilai realisasi
bersih
Rp. 9.000.000
a. Penghapusan
piutang / Kerugian Piutang
Piutang
dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal
ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu membayar
atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaannya dsb. Piutang usaha yang
tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam
akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.
Terdapat dua
metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu :
Metode Cadangan
Untuk metode cadangan penaksiran
jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dilakukan pada akhir periode ketika
perusahaan akan menyusun laporan keuangan untuk digunakan pada periode
tersebut. Ada dua dasar yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah kerugian
piutang tak tertagih, yaitu:
1. Pendekatan Laporan Laba.
Pada pendekatan ini, perhitungan taksiran piutang tak
tertagih mendasarkan pada penjualan selama satu periode pelaporan. Untuk
memperoleh jumlah taksiran biasanya dilakukan dengan cara mengalikan prosentase
tertentu, dengan jumlah penjualan pada periode tersebut. Untuk memperoleh
prosentase piutang tak tertagih dengan menggunakan cara menghitung perbandingan
piutang yang tak tertagih atau yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun lalu
kemudian tinggal disesuaikan dengan periode yang berjalan. Secara logika
piutang tak tertagihmuncul karena penjualan kredit, oleh karena itu akan lebih
baik jika piutang tak tertagih dihitung dengan menggunakan dasar penjualan
kredit. Namun pada praktiknya pemisahan antara penjualan kredit dan debit dapat
menimbulkan pekerjaan tersendiri, maka untuk praktisnya prosentase piutang tak
tertagih bisa menggunakan dasar jumlah penjualan periode berjalan.
Contoh: Penjualan kredit tahun 2013 adalah Rp 20juta.
Berdasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya manajemen menaksir risiko
piutang tak tertagih adalah 5% dari jumlah penjualan kredit, sehingga biaya
piutang tak tertagih untuk tahun 2013 adalah Rp 1 juta (5% x 20 juta). Jurnal
penyesuaian untuk mencatat taksiran tersebut pada akhir tahun 2013 adalah:
Pendekatan laporan laba tidak memperhatikan saldo
rekening cadangan piutang tak tertagih sebelum penyesuaian, meskipun mungkin
ada sisa saldo pada rekening cadangan piutang tak tertagih yang berasal dari
periode sebelumnya.
2. Pendekatan neraca atau laporan
posisi keuangan
Pada pendekatan ini, cadangan piutang tak tertagih
ditentukan dari saldo piutang akhir periode. Cara perhitungan yang bisa
dilakukan ada 3 cara yaitu (a) Jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikan
sampai prosentase tertentu dari saldo piutang akhir periode, (b) taksiran
piutang tak tertagih ditambah dengan prosentase tertentu dari saldo piutang,
dan (c) jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikkan hingga suatu jumlah yang
dihitung dengan menganalisa umur piutang.
Metode penghapusan langsung
Adalah
metode penghapusan piutang langsung dihapus dari saldo piutang perusahaan jika
piutang tersebut telah benar-benar tidak dapat ditagih setelah dilakukan
upaya-upaya penagihan. Dalam metode ini perusahaan tidak perlu melakukan
taksiran atas kerugian piutang sehingga rekening cadangan kerugian piutang
tidak digunakan.
Apabila
suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka kerugian atas piutang
tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian piutang dan mengkredit
rekening piutang dagang.
Dalam metode
ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang
sesungguhnya diderita dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca
sejumlahnya brutonya, selain itu kerugian seringkali dilaporkan pada periode
yang berbeda dari periode penjualannya sehingga tidak dapat memberikan gambaran
tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode ini
tidak diakui untuk pelporan keuangan kecuali bila kerugian piutangnya jumlahnya
tidak material/kecil.
Contoh soal
:
Pada Juli
2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung sebesar Rp.
10.000.000. Hingga akhir tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp. 500.000 yang
belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp. 100.000 tidak akan dapat
ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan bahwa piutang sebesar
Rp. 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima
pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak terduga pada bulan Oktober 2012 PT.
Agung melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.
Diminta :
Buatlah
jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas
baik dengan metode cadangan maupun dengan metode penghapusan langsung!
Metode
Cadangan
|
Metode
Penghapusan Langsung
|
Pencatatan
Taksiran Kerugian Piutang :
Kerugian
Piutang 100.000
CKP 100.000
|
Dalam
metode ini tidak dilakukan taksiran atas kerugian piutang
|
Pencatatan
Penghapusan Langsung :
CKP
50.000
Piutang
dagang
50.000
|
Pencatatan
Penghapusan Langsung :
Kerugian
Piutang 50.000
Piutang
dagang 50.000
|
Penerimaan
kembali piutang yang sudah dihapus :
Piutang
dagang 50.000
CKP 50.000
(Untuk
mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)
Kas
50.000
Piutang
dagang
50.000
(Untuk
mencatat penerimaan kas)
|
Penerimaan
kembali piutang yang sudah dihapus ;
Piutang
dagang
50.000
Kerugian Piutang 50.000
(Untuk
mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)
Kas
50.000
Piutang
dagang
50.000
(Untuk
mencatat penerimaan kas)
|
b. Penaksiran Piutang Tak Tertagih /Kerugian
Piutang
Kapan
piutang menjadi tak tertagih?? Menurut Reeve dkk (2009) berpendapat
tidak ada aturan umum untuk menentukan kapan sebuah piutang dianggap tidak
tertagih. Saat piutang sudah jatuh tempo, pertama-tama perusahaan harus
menghubungi si pelanggan dan mencoba menagihnya. Jika setelah dihubungi
beberapa kali si pelanggan tidak membayar, maka perusahaan dapat menyewa
jasaagensi penagihan (debt collector). Setelah agensi penagihan melakukan upaya
penagihan, seluruh saldo piutang yang tersisa dianggap tidak tertagih.
Pencatatan
kerugian piutang yang dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang
sehingga tidak diperlukan perubahan-perubahan dalam buku pembantu piutang.
Apabila jelas bahwa piutang tidak dapat ditagih maka rekening cadangan kerugian
piutang didebet dan piutang dihapuskan. Pada saat ini buku pembantu baru
dikredit. Penghapusan piutang dilakukan jika terdapat bukti-bukti yang jelas,
misalnya :
- Debiturnya meninggal dunia;
- Debiturnya bangkrut;
- Ada kesepakatan antara perusahaan dan debitu bahwa sebagian piutang tidak dapat dibayar;
- Debiturnya melarikan diri.
Terdapat 2 metode :
- Metode Penyisihan (Cadangan Kerugian Piutang)
- Metode Penghapusan Langsung
Metode Penyisihan
1) Persentase
Penjualan
Dalam metode
ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit untuk
menaksir kerugian perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Persentase
didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan pengalaman pada waktu lalu.
Contoh :
PT. Hokindo
menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 1% dari
penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011
adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir sebesar (1 % x
100.000.000 = 1.000.000).
Jurnal untuk
mencatat kerugian piutang tersebut adalah :
Des
31 Kerugian
Piutang 1.000.000
CKP
1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)
Apabila
jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar
bila dibandingkan dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya
harus dirubah.
Jika pada
rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp. 250.000 maka saldo
CKP setelah penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp. 250.000)
begitu pula sebaliknya.
2) Persentase Saldo Piutang
Dalam metode
ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar untuk
menaksir piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo
pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha sebesar
Rp.50.000.000. Taksiran piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari saldo
piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 = 2.500.000). Untuk menghitung
kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP sebelum penyesuaian.
Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian piutang
sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal penyesuaiannya adalah:
Des
31 Kerugian
Piutang 2.500.000
CKP
2.500.000
Setelah
dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari
saldo piutang)
Jika
rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.250.000 maka
kerugian piutang sebesar Rp. 1.250.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.250.000). Jurnal
penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
Des 31 Kerugian
Piutang 1.250.000
CKP
1.250.000
Setelah
dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari
saldo piutang)
Jika
rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000 maka
kerugian piutang sebesar Rp. 3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000). Jurnal
penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :
Des 31 Kerugian
Piutang 3.500.000
CKP
3.500.000
Setelah
dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari
saldo piutang)
3) Analisa Umur Piutang
Dalam metode
ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok
umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga
menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan pada kebijakan
dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya
suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat
kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh
analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk
piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh
tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60
hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak
tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih.
Analisa Umur Piutang
PT. Hokindo
Per 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
No
|
Pelanggan
|
Jumlah
|
Belum Jatuh Tempo
|
Jumlah
|
Hari Lewat
|
Waktu
|
Jatuh Tempo
|
1-30
|
31-60
|
61-90
|
> 90
|
||||
1
|
A
|
25.000
|
15.000
|
10.000
|
|||
2
|
B
|
18.000
|
7.000
|
11.000
|
|||
3
|
C
|
42.000
|
35.000
|
6.000
|
1.000
|
||
4
|
D
|
10.000
|
10.000
|
||||
5
|
E
|
25.000
|
25.000
|
||||
6
|
F
|
20.000
|
12.000
|
8.000
|
|||
7
|
G
|
25.000
|
15.000
|
5.000
|
5.000
|
||
Total
|
165.000
|
104.000
|
50.000
|
6.000
|
5.000
|
Berdasarkan
tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya jumlah piutang
tak tertagih sebagai berikut :
Status
Piutang
Saldo
% tak
tertagih
Piutang tak tertagih
Belum
JT
Rp.
104.000.000
2 %
Rp. 2.080.000
Sudah JT :
1-30
Rp.
50.000.000
5
%
Rp. 2.500.000
31-60
Rp.
6.000.000
10
% Rp. 600.000
61-90
Rp.
5.000.000
25
%
Rp. 1.250.000 +
Total
Rp.
6.430.000
Des
31 Kerugian
Piutang 6.430.000
CKP
6.430.000
Metode Penghapusan
Langsung.
Dalam metode
penghapusan langsung setiap akhir periode tidak dibuat taksiran yang tidak
tertagih, tetapi kerugian piutang diakui langsung pada saat piutang tersebut benar-benar
tidak bisa ditagih. Apabila diketahui terdapat piutang yang tidak dapat ditagih
maka dibuat jurnal sbb :
Biaya
kerugian piutang xxxx
Piutang
xxxx
3. Pengalihan Piutang Dagang
Pengalihan
piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada
pihak lain (lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk
mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.
Alasan
perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena :
a. Situasi
dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh
pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan
sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas.
b. Penagihan
piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan
biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari
jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih
cepat.
Adapun jenis
pengalihan piutang antara lain :
·
Penjualan piutang
Piutang
usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual
piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar
membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak tertagihnya piutang
ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan
sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur
penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan mengurangi hasil
penagihan piutang.
Misal :
Pada tanggal
10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp.
2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp.
2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk
berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang
diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas
penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran
yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)
Kas
Rp. 2.025.000
Kas
ditahan
Rp. 225.000
Piutang usaha yang dijual Rp.
2.250.000
·
Penggadaian/penjaminan piutang
Piutang
usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga
keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh
perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian digunakan untuk membayar
pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha menjadi milik
peminjam.
Misal :
Pada tanggal
1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang
usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang
dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18 % setahun.
Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 % x Rp. 2.000.000). Pinjama yang
diterima Rp. 1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat :
Kas
Rp. 1.775.000
Biaya adm
Rp. 25.000
Utang Bank
Rp. 1.800.000
(Untuk
mencatat pinjaman ke Bank)
Piutang
usaha yang dijaminkan Rp. 2.000.000
Piutang
usaha
Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat
piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)
Pada saat
menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat
adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal
untuk mencatat pembayaran pinjaman.
Misal :
Pada tanggal
31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp.
1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12)
sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000
+ 30.000). Jurnal yang dibuat :
Kas
Rp. 1.500.000
Piutang usaha yang
dijaminkan
Rp. 1.500.000
(Untuk
mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan)
Utang
bunga Rp. 1.500.000
Biaya
bunga Rp.
30.000
Kas
Rp. 1.530.000
(Untuk
mencatat pembayaran pinjaman)
Jika
terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan
harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang
dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang dibuat :
Retur
penjualan
Rp. 50.000
Piutang usaha yang
dijaminkan
Rp. 50.000
·
Penjualan dengan kartu kredit.
Penjualan
dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual,
Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan
dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang
yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.
Misal :
Butik
Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000 atas
baju, kebaya, dan jilbab yang dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan
American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu kredit
sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga
jumlah yang dibayar oleh American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 –
Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :
Piutang
dagang
Rp. 1.000.000
Penjualan
Rp. 1.000.000
(Untuk
mencatat penjualan dengan kartu kredit)
Kas
Rp. 950.000
Biaya jasa
kartu kredit
Rp. 50.000
Piutang
dagang
Rp. 1.000.000
(Untuk
mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)
Penerimaan
Kembali Piutang Yang Telah Dihapus
Piutang
kepada debitur yang telah dihapus, kemungkinan dapat diterima kembali. Jumlah
yang dpat diterima kembali mungkin hanya sebgian, mungkin seluruhnya.
Penerimaan tersebut dapat terjadi ada periode dimana piutang dihapus dan juga
terjadi pada periode berikutnya.
Jurnal untuk
mencatat penerimaan kembali piutang yang telah dihapus adalah sbb :
- Jika perusahaan menggunakan metode cadangan
Piutang
dagang xxxx
Cadangan
Kerugian Piutang xxxx
- Jk perusahaan menggunkan metode penghapusan langsung
1. Apabila
penerimaan kembali piutang terjadi pada periode yang sama dengan periode dimana
piutang tersebut dihapus
Piutang
Dagang xxxx
Kerugian
Piutang xxxx
2. Apabila
penerimaan kembali piutang terjadi pada periode berikutnya.
Piutang
Dagang xxxx
Penerimaan
Kembali Piutang xxxx
Rekning
Penerimaan kembali piutang adalah merupaakan rekening nominal
yang saldonya dicantumkan dalam laporan laba rugi dibawah kelompok penghasilan
lain lain atau penghasilan di luar usaha.
contoh bagaimana menjurnal
Piutang yang telah dihapus PT Semeru melakukan pembayaran kewajibannya kepada
PT Kerinci pada tanggal 1 Juli , maka juranal yang harus dibuat ioleh PT
Kerinci adalah sbb :
jurnal
1 : Juli 1 Piutang Dagang
Rp 500,00
Cadangan kerigian
piutang
Rp 500,00
(untuk mencatat balik piutang kepada PT semewru yang telah dihapus)
jurnal 2 : Juli 1 Kas Rp 500,00
jurnal 2 : Juli 1 Kas Rp 500,00
Piutang
Dagang
Rp 500,00
(untuk mencatat penerimaan kas dari
PT Semeru)
CONTOH SOAL 1
PT NUSA DUA telah
beroperasi selama beberapa tahun. Berikut ini informasi yang telah berhubungan dengan kegiatan perusahaan
selama tahun 2000:
Penjualan ( 80% diantaranya penjualan kecil ) Rp.
475.000.000,00
Retur dan
potongan penjualan 5.000.000,00
Pelunasan
piutang 350.000.000,00
Cadangan
kerugian piutang 3.670.000,00
Pembatalan
penghapusan piutang 320.000,00
Diminta:
Buatlah
jurnal untuk situasi a sampai f berikut ini, baik dengan menggunakan metode
penghapusan langsung maupun metode cadangan:
a.
Mencatat
penjualan kredit selama tahun 2000
b. Mencatat
retur penjualan.
c.
Mencatat
penerimaan piutang.
d. Mencatat
penghapusan piutang.
Jawaban:
a. Piutang
dagang Rp. 380.000
Penjualan Rp.
380.000
(penjualan
secara kredit dgn metode penghapusan)
Kerugian piutang Rp. 380.000
Cadangan
kerugian piutang Rp. 380.000
(penyesuaian
dgn metode cadangan)
b. Retur /
potongan penjualan Rp.
5.000.000
Piutang tak
tertagih Rp.
5.000.000
(metode
penghapusan)
Retur penjualan Rp. 5.000.000
Piutang dagang Rp.
5.000.000
(metode
cadangan)
c. Kas Rp.
350.000
Piutang dagang Rp.
350.000
Cadangan kerugian piutang Rp.
350.000
Kas Rp.
350.000
d. Piutang tak
tertagih Rp.
3.670.000
Piutang dagang Rp.
3.670.000
(metode
penghapusan)
Cadangan kerugian piutang Rp.
3.670.000
Piutang dagang Rp.
3.670.000
(penyesuaian
dgn metode penghapusan)
Berikut ini
transaksi yang terjadi pada PT Nias selama tahun 2000:
1.
Dijual
barang dagangan seharga Rp 600.000.000,00 secara kredit
2.
Diterima pelunasan
piutang dagang sebesar Rp 570.000.000,00
3.
Dihapus
piutang kepada tuan Andriono sebesar Rp 2.400.000,00
4.
Dihapus
piutang kepada tuan Budiman sebesar Rp 4.200.000,00
5.
Tuan
Andriono melunasi piutang yang sudah dihapus sejumlah Rp 1.800.000,00
Diminta:
1.
Buatlah
jurnal yang diperlukan, apabila perusahaan menggunakan metoda langsung untuk
mencatat penghapusan piutang!
2.
Apabila
perusahaan menggunakan metoda cadangan dan menaksir piutang yang tidak tertagih
sebesar 1,5% dari total penjualan, hitunglah selisih kerugian piutang yang
dihitung dengan menggunakan kedua metoda tersebut!
Jawaban 1
1
|
Piutang
dagang
Penjualan
(untuk
mencatat penjualan secara kredit)
|
Rp
600.000.000,00
|
Rp
600.000.000,00
|
||
2
|
Kas
Piutang dagang
(pencatatan
untuk penerima piutang dagang)
|
Rp
570.000.000,00
|
Rp
570.000.000,00
|
||
3
|
Kerugian
piutang
Piutang dagang
(untuk
mencatat penghapusan piutang tuan Andriono)
|
Rp
2.400.000,00
|
Rp
2.400.000,00
|
||
4
|
Kerugian
piutang
Piutang dagang
(untuk
mencatat penghapusan piutang tuan Budiman)
|
Rp
4.200.000,00
|
Rp
4.200.000,00
|
||
5
|
Kas
Piutang dagang
(untuk
mencatat piutang tak tertagih)
|
Rp
1.800.000,00
|
Rp
1.800.000,00
|
||
Jawaban 2
|
|||||
1
|
Cadangan
kerugian piutang
Piutang dagang
(untuk
mencata piutang tak tertagih
|
Rp
9.000.000,00
|
Rp
9.000.000,00
|
||
2
|
Cadangan
kerugian piutang
Piutang dagang
(jurnal
untuk mencatat piutang tak tertagih)
|
Rp
8.550.000,00
|
Rp
8.550.000,00
|
||
3
|
Kerugian
piutang
Cadangan kerugian piutang
(jurnal
untuk mencatat penghapusan piutang)
|
Rp
36.000,00
|
Rp
36.000,00
|
||
4
|
Kerugian
piutang
Cadangan kerugian piutang
(untuk
mencatat penghapusan piutang)
|
Rp
63.000,00
|
Rp
63.000,00
|
||
5
|
Kerugian
piutang
Cadangan kerugian piutang
(untuk
mencatat balik piutang tuan Andriono)
|
Rp
27.000,00
|
Rp
27.000,00
|
||
Sumber :
Gade, muhammad dan said khaerul
wasif. Akuntansi keungan menengah 1. 2005. Jakarta :
Fakultas ekonomi umiverstitas
indonesia.
Reeve, warren. Pengantar Akuntansi. 2008. Jakarta : Salemba empat.