Sabtu, 30 Mei 2015

PIUTANG DAGANG




Nama : Fatimah Adlia
Kelas : 2 AC

PIUTANG DAGANG

Pengertian Piutang
Piutang adalah tuntutan atau klaim perusahaan kepada pihak lain, baik terhadap perorangan maupun terhadap suatu badan usaha yang terjadi karena adanya suatu transaksi. Piutang timbul apabila perusahaan menjual barang atau jasa kepada perusahaan lain atau perorangan secara kredit.

Jenis-Jenis Piutang
Pada umumnya piutang di klasifikasikan menjadi piutang dagang / piutang usaha, piutang wesel dan piutang lain-lain.

a.       Piutang dagang / piutang usaha
Piutang dagang menunjukan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh perusahaan secara kredit. Piutang dicatat dengan mendebit akun piutang dagang. Piutang dagang semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 atau 60 hari sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancer.

b.       Piutang wesel
Piutang wesel adalah surat berharga yang berisi perintah dari si penarik (pembuat surat) kepada si wajib bayar (yang berutang) untuk membayar sejumlah uang seperti yang tertera dalam surat tersebut pada waktu yang telah di tentukan di masa yang akan datang. Jangka waktu pada piutang wesel pada umumnya paling sedikit 60 hari.

c.       Piutang lain-lain
Piutang lain-lain meliputi piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan dengan usaha.











Perbedaan masing-masing jenis piutang

Piutang dagang/usaha
Piutang wesel
Piutang lain-lain
Jangka waktu kurang dari 1 tahun
2/10, n/30
Jangka waktu bermacam-macam tetapi pada umumnya paling sedikit 60 hari
Jangka waktu lebih dari satu tahun atau termasuk dalam piutang jangka panjang.
Dimasukkan  dalam aktiva lancar
Bagian yang jatuh temponya dalam waktu 1 tahun diperlakukan sebagai aktiva lancar, sedangkan yang lebih dari satu tahun piutang jangka panjang
Pada umumnya termasuk dalam piutang jangka panjang.
Berkaitan dengan operasi utama perusahaan sehingga harus dapat ditagih
Mensyaratkan adanya jaminan sehingga jika saat jatuh tempo tidak dapat melunasi maka jaminan tersebut dapat dijual
Tidak berkaitan dengan operasi sehari-hari dan biasanya dilaporkan dineraca sebagai kelompok aktiva tidak lancar.


PIUTANG DAGANG

Masalah-masalah akuntansi yang bersangkutan dengan piutang dagang meliputi :
1.      Pengakuan piutang dagang
2.      Penilaian piutang dagang
3.      Pengalihan piutang dagang






1. Pengakuan Piutang Dagang

Piutang dagang diakui/dicatat pada saat :
a)  Perusahaan memperoleh piutang dagang tersebut melalui adanya penjualan kredit.
b) Terjadinya retur dan potongan penjualan.
c)  Adanya pelunasan.

Misal :
PT. ABC pada tanggal 14 Januari 2013 menjual barang dagangan kepada PT. Sentosa seharga Rp. 20.000.000 dengan termin 2/10, n/30. Pada tanggal 16 Januari 2013 ada beberapa barang yang cacat sehingga dikembalikan kepada PT. ABC. Bila dihitung barang yang dikembalikan tersebut sebesar 1.000.000. Pada tanggal 24 PT. ABC menerima pelunasan dari PT. Sentosa sebesar saldo tagihannya. Jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi-transaksi tersebut adalah sebagai berikut :

Januari 14      Piutang dagang             20.000.000
                                                Penjualan                     20.000.000
                        (Untuk mencatat adanya piutang karena penjualan kredit)

Januari 16      Retur penjualan                       1.000.000
                                                                                        1.000.000
                        (Untuk mencatat adanya retur penjualan)


Januari 24      Kas                              18.620.000
                      Potongan penjualan           380.000 (2 % x 19.000.000)
                                              Piutang dagang             19.000.000
                        (Untuk mencatat adanya pelunasan piutang)

Catatan : Potongan biasanya diberikan oleh produsen kepada distributor/grosir atau dari grosir kepada pengecer dan jarang diberikan dari pengecer ke konsumen. 












2. Penilaian Piutang Dagang

Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan dalam neraca sebesar nilai kas bersih (neto) yang bisa direalisasikan yaitu jumlah piutang setelah dikurangi Cadangan Kerugian Piutang Tak Tertagih (CKP) .
Contoh penyajian di neraca :
Aktiva Lancar
            Piutang dagang                                                 Rp. 10.000.000
            (-) Cadangan kerugian piutang (CKP) Rp.   1.000.000 -
            Nilai realisasi bersih                             Rp.   9.000.000

a. Penghapusan piutang / Kerugian Piutang

Piutang dagang yang dimiliki oleh perusahaan belum tentu seluruhnya dapat ditagih. Hal ini disebabkan karena debitur tidak mau membayar utangnya, tidak mampu membayar atau dinyatakan bangkrut, tidak diketahui keberadaannya dsb. Piutang usaha yang tidak dapat ditagih biasanya dinamakan kerugian piutang dan dalam akuntansi dicatat dalam akun kerugian piutang.
Terdapat dua metode yang digunakan untuk mencatat adanya kerugian piutang yaitu :
Metode Cadangan
Untuk metode cadangan penaksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih dilakukan pada akhir periode ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan untuk digunakan pada periode tersebut. Ada dua dasar yang biasa digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang tak tertagih, yaitu:
 1. Pendekatan Laporan Laba.
Pada pendekatan ini, perhitungan taksiran piutang tak tertagih mendasarkan pada penjualan selama satu periode pelaporan. Untuk memperoleh jumlah taksiran biasanya dilakukan dengan cara mengalikan prosentase tertentu, dengan jumlah penjualan pada periode tersebut. Untuk memperoleh prosentase piutang tak tertagih dengan menggunakan cara menghitung perbandingan piutang yang tak tertagih atau yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun lalu kemudian tinggal disesuaikan dengan periode yang berjalan. Secara logika piutang tak tertagihmuncul karena penjualan kredit, oleh karena itu akan lebih baik jika piutang tak tertagih dihitung dengan menggunakan dasar penjualan kredit. Namun pada praktiknya pemisahan antara penjualan kredit dan debit dapat menimbulkan pekerjaan tersendiri, maka untuk praktisnya prosentase piutang tak tertagih bisa menggunakan dasar jumlah penjualan periode berjalan.


Contoh: Penjualan kredit tahun 2013 adalah Rp 20juta. Berdasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya manajemen menaksir risiko piutang tak tertagih adalah 5% dari jumlah penjualan kredit, sehingga biaya piutang tak tertagih untuk tahun 2013 adalah Rp 1 juta (5% x 20 juta). Jurnal penyesuaian untuk mencatat taksiran tersebut pada akhir tahun 2013 adalah:
Cadangan Piutang 00
Pendekatan laporan laba tidak memperhatikan saldo rekening cadangan piutang tak tertagih sebelum penyesuaian, meskipun mungkin ada sisa saldo pada rekening cadangan piutang tak tertagih yang berasal dari periode sebelumnya.
2. Pendekatan neraca atau laporan posisi keuangan
Pada pendekatan ini, cadangan piutang tak tertagih ditentukan dari saldo piutang akhir periode. Cara perhitungan yang bisa dilakukan ada 3 cara yaitu (a) Jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikan sampai prosentase tertentu dari saldo piutang akhir periode, (b) taksiran piutang tak tertagih ditambah dengan prosentase tertentu dari saldo piutang, dan (c) jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikkan hingga suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisa umur piutang.
Metode penghapusan langsung

Adalah metode penghapusan piutang langsung dihapus dari saldo piutang perusahaan jika piutang tersebut telah benar-benar tidak dapat ditagih setelah dilakukan upaya-upaya penagihan. Dalam metode ini perusahaan tidak perlu melakukan taksiran atas kerugian piutang sehingga rekening cadangan kerugian piutang tidak digunakan.

Apabila suatu piutang diyakini tidak dapat ditagih lagi, maka kerugian atas piutang tersebut langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening piutang dagang.

Dalam metode ini, rekening kerugian piutang hanya akan menunjukkan jumlah kerugian yang sesungguhnya diderita dan piutang dagang akan dilaporkan dalam neraca sejumlahnya brutonya, selain itu kerugian seringkali dilaporkan pada periode yang berbeda dari periode penjualannya sehingga tidak dapat memberikan gambaran tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi, oleh karena itu metode ini tidak diakui untuk pelporan keuangan kecuali bila kerugian piutangnya jumlahnya tidak material/kecil.



Contoh soal :
Pada Juli 2011 PT. Hokindo melakukan penjualan kredit kepada PT. Agung sebesar Rp. 10.000.000. Hingga akhir tahun 2011 terdapat piutang sebesar Rp. 500.000 yang belum dapat ditagih. Manajemen memperkirakan Rp. 100.000 tidak akan dapat ditagih. Pada bulan Juli 2012 bagian penagihan menyatakan bahwa piutang sebesar Rp. 50.000 dihapus dari pembukuan karena tidak mungkin dapat diterima pelunasannya dari PT. Agung. Secara tidak terduga pada bulan Oktober 2012 PT. Agung melakukan pelunasan utangnya yang belum terbayar.
Diminta :
Buatlah jurnal penyesuaian dan jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat transaksi diatas baik dengan metode cadangan maupun dengan metode penghapusan langsung!

Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung
Pencatatan Taksiran Kerugian Piutang :

Kerugian Piutang     100.000
              CKP                     100.000

Dalam metode ini tidak dilakukan taksiran atas kerugian piutang
Pencatatan Penghapusan Langsung :

CKP                            50.000
       Piutang dagang               50.000
Pencatatan Penghapusan Langsung :

Kerugian Piutang              50.000
       Piutang dagang                  50.000
Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus :

Piutang dagang         50.000
        CKP                                   50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)

Kas                              50.000
         Piutang dagang               50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)
Penerimaan kembali piutang yang sudah dihapus ;

Piutang dagang                 50.000
  Kerugian Piutang                 50.000
(Untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus)

Kas                              50.000
        Piutang dagang               50.000
(Untuk mencatat penerimaan kas)






b.  Penaksiran Piutang Tak Tertagih /Kerugian Piutang

Kapan piutang menjadi tak tertagih?? Menurut Reeve dkk (2009) berpendapat tidak ada aturan umum untuk menentukan kapan sebuah piutang dianggap tidak tertagih. Saat piutang sudah jatuh tempo, pertama-tama perusahaan harus menghubungi si pelanggan dan mencoba menagihnya. Jika setelah dihubungi beberapa kali si pelanggan tidak membayar, maka perusahaan dapat menyewa jasaagensi penagihan (debt collector). Setelah agensi penagihan melakukan upaya penagihan, seluruh saldo piutang yang tersisa dianggap tidak tertagih.
Pencatatan kerugian piutang yang dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang sehingga tidak diperlukan perubahan-perubahan dalam buku pembantu piutang. Apabila jelas bahwa piutang tidak dapat ditagih maka rekening cadangan kerugian piutang didebet dan piutang dihapuskan. Pada saat ini buku pembantu baru dikredit. Penghapusan piutang dilakukan jika terdapat bukti-bukti yang jelas, misalnya :
  1. Debiturnya meninggal dunia;
  2. Debiturnya bangkrut;
  3. Ada kesepakatan antara perusahaan dan debitu bahwa sebagian piutang tidak dapat dibayar;
  4. Debiturnya melarikan diri.
Terdapat 2 metode :
  1. Metode Penyisihan (Cadangan Kerugian Piutang)
  2. Metode Penghapusan Langsung
 Metode Penyisihan
1)  Persentase Penjualan

Dalam metode ini perusahaan menetapkan persentase dari jumlah penjualan kredit untuk menaksir kerugian perusahaan akibat adanya piutang yang tidak tertagih.
Persentase didasarkan pada kebijakan kredit perusahaan dan pengalaman pada waktu lalu.
Contoh :
PT. Hokindo menetapkan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih adalah sebesar 1% dari penjualan kredit bersih. Apabila jumlah penjualan kredit selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 100.000.000 maka kerugian piutang ditaksir sebesar (1 % x 100.000.000 = 1.000.000).

Jurnal untuk mencatat kerugian piutang tersebut adalah :
Des 31       Kerugian Piutang         1.000.000
                              CKP                                         1.000.000
(Untuk mencatat kerugian piutang tahun ini)


Apabila jumlah piutang yang dihapus (kerugian piutang sesungguhnya) berbeda cukup besar bila dibandingkan dengan jumlah yang ditaksir, maka persentase untuk tahun berikutnya harus dirubah.
Jika pada rekening CKP sampai akhir tahun bersaldo kredit sebesar Rp. 250.000 maka saldo CKP setelah penyesuaian adalah Rp. 1.250.000 (Rp. 1.000.000 + Rp. 250.000) begitu pula sebaliknya.

2)  Persentase Saldo Piutang

Dalam metode ini saldo piutang pada akhir periode dapat digunakan sebagai dasar untuk menaksir piutang usaha yang tidak dapat ditagih.
Contoh :
PT. Hokindo pada tanggal 31 Desember 2011 mempunyai saldo piutang usaha sebesar Rp.50.000.000. Taksiran piutang usaha yang tak tertagih sebesar 5 % dari saldo piutang usaha yaitu sejumlah (5 % x 50.000.000 = 2.500.000). Untuk menghitung kerugian piutang harus memperhatikan saldo rekening CKP sebelum penyesuaian. Jika salso CKP sebelum penyesuaian bersaldo nol maka jumlah kerugian piutang sebesar Rp. 2.500.000 dan jurnal penyesuaiannya adalah:

Des 31       Kerugian Piutang         2.500.000
                              CKP                                         2.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo kredit sebesar Rp. 1.250.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 1.250.000 (Rp. 2.500.000 - Rp. 1.250.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :

   Des 31    Kerugian Piutang         1.250.000
                              CKP                                         1.250.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)

Jika rekening CKP sebelum penyesuaian bersaldo debet sebesar Rp. 1.000.000 maka kerugian piutang sebesar Rp. 3.500.000 (Rp. 2.500.000 + Rp. 1.000.000). Jurnal penyesuaian yang dibuat sebagai berikut :

   Des 31    Kerugian Piutang         3.500.000
                              CKP                                         3.500.000
Setelah dibuat jurnal penyesuaian saldo rekening CKP sebesar Rp. 2.500.000 (5 % dari saldo piutang)




3) Analisa Umur Piutang

Dalam metode ini, perusahaan membuat daftar umur piutang pelanggan dengan membuat kelompok umur piutang berdasarkan masa lewat waktu dari jatuh tempo piutang dan juga menetapkan persentase taksiran kerugian piutang yang didasarkan pada kebijakan dan pengalaman masa lalu terhadap total masing-masing kelompok umur piutang.
Biasanya suatu piutang dagang yang umur jatuh temponya semakin lama, maka tingkat kemungkinan tak tertagihnya juga semakin besar.
Contoh analisa umur piutang adalah sebagai berikut :
Untuk piutang yang belum jatuh tempo, 2 % tak tertagih. Untuk piutang yang jatuh tempo kurang dari 30 hari, 5 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 31 hari sampai 60 hari, 10 % tak tertagih. Yang jatuh tempo 61 hari sampai 90 hari, 25 % tak tertagih. Piutang yang jatuh tempo diatas 90 hari, 50 % tak tertagih. 

Analisa Umur Piutang
PT. Hokindo
Per 31 Desember 2011
(dalam rupiah)
No
Pelanggan
Jumlah
Belum Jatuh Tempo
Jumlah
Hari Lewat
Waktu
Jatuh Tempo




1-30
31-60
61-90
> 90
1
A
25.000
15.000
10.000



2
B
18.000
7.000
11.000



3
C
42.000
35.000
6.000
1.000


4
D
10.000
10.000




5
E
25.000
25.000




6
F
20.000
12.000
8.000



7
G
25.000

15.000
5.000
5.000


Total
165.000
104.000
50.000
6.000
5.000


Berdasarkan tabel analisa umur piutang, maka kita dapat menentukan besarnya jumlah piutang tak tertagih sebagai berikut :
Status Piutang                 Saldo               %  tak tertagih              Piutang tak tertagih
Belum JT                Rp. 104.000.000                      2 %                  Rp. 2.080.000
Sudah JT :
1-30                        Rp.    50.000.000                     5 %                  Rp. 2.500.000
31-60                      Rp.      6.000.000                     10 %                Rp.    600.000
61-90                      Rp.      5.000.000                     25 %                Rp. 1.250.000 +
Total                                                                                                      Rp. 6.430.000
Des 31     Kerugian Piutang         6.430.000
                              CKP                                         6.430.000


Metode Penghapusan Langsung.
Dalam metode penghapusan langsung setiap akhir periode tidak dibuat taksiran yang tidak tertagih, tetapi kerugian piutang diakui langsung pada saat piutang tersebut benar-benar tidak bisa ditagih. Apabila diketahui terdapat piutang yang tidak dapat ditagih maka dibuat jurnal sbb :
Biaya kerugian piutang xxxx
Piutang                            xxxx


3. Pengalihan Piutang Dagang

Pengalihan piutang adalah perusahaan mengalihkan piutang usaha yang dimilikinya kepada pihak lain (lembaga keuangan, bank dan pegadaian piutang) dengan tujuan untuk mempercepat penerimaan kas dari piutangnya.

Alasan perusahaan menjual ataupun mengalihkan piutangnya karena :
a. Situasi dan kondisi perusahaan yang sedang mengalami kesulitan dalam memperoleh pinjaman dan tingginya tingkat bunga sehingga piutang yang dimiliki perusahaan sedapat dan secepat mungkin harus dapat dirubah menjadi kas.
b. Penagihan piutang seringkali memakan waktu yang cukup lama dan terkadang juga memerlukan biaya sehingga perusahaan bersedia menerima kas yang lebih kecil jumlahnya dari jumlah yang seharusnya diterima dari piutang, asalkan kas dapat diterima lebih cepat.

Adapun jenis pengalihan piutang antara lain :

·           Penjualan piutang

Piutang usaha dapat dijual kepada bank atau lembaga keuangan lainnya. Pada saat menjual piutang perusahaan harus memberitahu perusahaan debitur (yang berutang) agar membayar utangnya kepada pembeli piutang. Resiko tidak tertagihnya piutang ditanggung oleh pihak pembeli piutang. Pembeli piutang biasanya akan menahan sebagian dari harga beli piutang untuk menjaga kemungkinan adanya retur penjualan, potongan penjualan dan lain-lain yang akan mengurangi hasil penagihan piutang.








Misal :
Pada tanggal 10 Agustus 2011 PT. Hokindo menjual piutang usahanya yang bernilai Rp. 2.500.000 kepada Bank BCA. Harga jual piutang usaha tersebut adalah Rp. 2.250.000. CKP pada tanggal 10 Agustus 2011 sebesar Rp. 150.000. Untuk berjaga-jaga Bank BCA menahan 10 % dari harga jual piutang usaha. Maka :
Piutang yang diperkirakan dapat ditagih adalah : Rp. 2.350.000 (Rp. 2.500.000 – Rp. 150.000)
Rugi atas penjualan piutang usaha Rp. 100.000 (Rp. 2.350.000 – Rp. 2.250.000)
Pembayaran yang ditahan oleh Bank adalah Rp. 225.000 (10 % x Rp. 2.250.000)

Kas                        Rp. 2.025.000
Kas ditahan                        Rp.     225.000
      Piutang usaha yang dijual        Rp. 2.250.000

·           Penggadaian/penjaminan piutang

Piutang usaha dapat dijaminkan untuk memperoleh pinjaman uang dari bank atau lembaga keuangan lainnya.Penagihan piutang usaha yang dijaminkan tetap dilakukan oleh perusahaan peminjam. Hasil penagihan tersebut kemudian digunakan untuk membayar pinjaman ke Bank. Jika pinjaman sudah lunas sisa piutang usaha menjadi milik peminjam.

Misal :
Pada tanggal 1 Mei 2005 PT. Hokindo memperoleh pinjaman dari Bank BCA dengan jaminan piutang usaha sebesar Rp. 2.000.000. Pinjaman yang diterima 90 % dari piutang yang dijaminkan dipotong biaya administrasi Rp. 25.000. Bunga pinjaman 18 % setahun. Jumlah pinjaman Rp. 1.800.000 (90 %  x Rp. 2.000.000). Pinjama yang diterima Rp. 1.775.000 (Rp. 1.800.000 – Rp. 25.000).Jurnal yang dibuat :

Kas                        Rp. 1.775.000
Biaya adm             Rp.       25.000
      Utang Bank                              Rp. 1.800.000
(Untuk mencatat pinjaman ke Bank)

Piutang usaha yang dijaminkan      Rp. 2.000.000
      Piutang usaha                                       Rp. 2.000.000
(Untuk mencatat piutang usaha yang dijaminkan ke Bank)

Pada saat menerima pembayaran piutang usaha yang dijaminkan tersebut, jurnal yang dibuat adalah jurnal untuk mencatat penerimaan piutang yang dijaminkan dan jurnal untuk mencatat pembayaran pinjaman.




Misal :
Pada tanggal 31 Mei 2005 PT. Hokindo menerima pembayaran piutang yang dijaminkan sebesar Rp. 1.500.000. Bunga bulan Mei sebesar Rp. 30.000 (Rp. 2.000.000 x 18 % x 1/12) sehingga jumlah uang yang dibayar ke Bank sebesar Rp. 1.530.000 (Rp. 1.530.000 + 30.000). Jurnal yang dibuat :

Kas                        Rp. 1.500.000
      Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 1.500.000
(Untuk mencatat penerimaan piutang  yang dijaminkan)

Utang bunga          Rp. 1.500.000
Biaya bunga           Rp.       30.000
      Kas                              Rp. 1.530.000
(Untuk mencatat pembayaran pinjaman)

Jika terdapat retur atau penghapusan piutang maka saldo piutang yang dijaminkan harus dikurangi. Misal tanggal 5 Juni 2005 PT. Hokindo menerima kembali barang dagangan yang telah dijual sebesar Rp. 50.000. Jurnal yang dibuat :

Retur penjualan                 Rp. 50.000
      Piutang usaha yang dijaminkan                        Rp. 50.000

·           Penjualan dengan kartu kredit.
Penjualan dengan kartu kredit terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu : Penjual, Penerbit Kartu Kredit dan Pembeli.
Penjualan dengan kartu kredit bagi penjual diperlakukan sebagai penjualan kredit. Piutang yang timbul bukan kepada pembeli tetapi kepada penerbit kartu kredit.

Misal :
Butik Syahmina menerima pembayaran dengan kartu kredit sebrsar Rp. 1.000.000 atas baju, kebaya, dan jilbab yang dibeli oleh seorang pembeli yang menggunakan American Express. Biaya jasa yang diberikan kepada penerbit kartu kredit sebesar 5 % (Rp. 1.000.000 x 5 % = Rp. 50.000) dari jumlah transaksi sehingga jumlah yang dibayar oleh American Express sebesar Rp. 950.000 (Rp. 1.000.000 – Rp. 50.000). Jurnal untuk transaksi tersebut diatas adalah :
Piutang dagang                   Rp. 1.000.000
      Penjualan                                 Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penjualan dengan kartu kredit)

Kas                                    Rp.     950.000
Biaya jasa kartu kredit       Rp.       50.000
      Piutang dagang                         Rp. 1.000.000
(Untuk mencatat penerimaan pembayaran dari penerbit kartu kredit)

Penerimaan Kembali Piutang Yang Telah Dihapus

Piutang kepada debitur yang telah dihapus, kemungkinan dapat diterima kembali. Jumlah yang dpat diterima kembali mungkin hanya sebgian, mungkin seluruhnya. Penerimaan tersebut dapat terjadi ada periode dimana piutang dihapus dan juga terjadi pada periode berikutnya.
Jurnal untuk mencatat penerimaan kembali piutang yang telah dihapus adalah sbb :
  1. Jika perusahaan menggunakan metode cadangan
Piutang dagang       xxxx
Cadangan Kerugian Piutang       xxxx
  1. Jk perusahaan menggunkan metode penghapusan langsung
1.  Apabila penerimaan kembali piutang terjadi pada periode yang sama dengan periode dimana piutang tersebut dihapus

Piutang Dagang     xxxx
Kerugian Piutang        xxxx

2.  Apabila penerimaan kembali piutang terjadi pada periode berikutnya.

Piutang Dagang     xxxx
Penerimaan Kembali Piutang   xxxx

Rekning Penerimaan kembali piutang adalah merupaakan rekening nominal yang saldonya dicantumkan dalam laporan laba rugi dibawah kelompok penghasilan lain lain atau penghasilan di luar usaha.
contoh bagaimana menjurnal Piutang yang telah dihapus PT Semeru melakukan pembayaran kewajibannya kepada PT Kerinci pada tanggal 1 Juli , maka juranal yang harus dibuat ioleh PT Kerinci adalah sbb :
jurnal 1    : Juli   1    Piutang Dagang                      Rp 500,00
                                                Cadangan kerigian piutang                         Rp 500,00
                              (untuk mencatat balik piutang kepada PT semewru yang telah dihapus)
jurnal 2    : Juli    1   Kas                                      Rp 500,00
                                                Piutang Dagang                                        Rp 500,00
                               (untuk mencatat penerimaan kas dari PT Semeru)


CONTOH SOAL 1
PT NUSA DUA telah beroperasi selama beberapa tahun. Berikut ini informasi yang telah   berhubungan dengan kegiatan perusahaan selama tahun 2000:
 Penjualan  ( 80% diantaranya penjualan kecil )                                Rp. 475.000.000,00
 Retur dan potongan penjualan                                                                     5.000.000,00
 Pelunasan piutang                                                                                    350.000.000,00
 Cadangan kerugian piutang                                                                         3.670.000,00
 Pembatalan penghapusan piutang                                                                   320.000,00
Diminta:
Buatlah jurnal untuk situasi a sampai f berikut ini, baik dengan menggunakan metode penghapusan langsung maupun metode cadangan:
a.       Mencatat penjualan kredit selama tahun 2000
b.      Mencatat retur penjualan.
c.       Mencatat penerimaan piutang.
d.      Mencatat penghapusan piutang.

Jawaban:
a.      Piutang dagang                                                                 Rp. 380.000
            Penjualan                                                                                             Rp. 380.000
(penjualan secara kredit dgn metode penghapusan)
      Kerugian piutang                                                              Rp. 380.000
            Cadangan kerugian piutang                                                                Rp. 380.000
(penyesuaian dgn metode cadangan)
b.      Retur / potongan penjualan                                               Rp. 5.000.000
                        Piutang tak tertagih                                                                 Rp. 5.000.000
(metode penghapusan)
      Retur penjualan                                                                 Rp. 5.000.000
             Piutang dagang                                                                                  Rp. 5.000.000
(metode cadangan)
c.       Kas                                                                                    Rp. 350.000
            Piutang dagang                                                                                   Rp. 350.000
      Cadangan kerugian piutang                                              Rp. 350.000
                        Kas                                                                                          Rp. 350.000
d.      Piutang tak tertagih                                                          Rp. 3.670.000
             Piutang dagang                                                                                  Rp. 3.670.000
(metode penghapusan)
       Cadangan kerugian piutang                                             Rp. 3.670.000
             Piutang dagang                                                                                  Rp. 3.670.000
(penyesuaian dgn metode penghapusan)





CONTOH SOAL 2
Berikut ini transaksi yang terjadi pada PT Nias selama tahun 2000:
1.      Dijual barang dagangan seharga Rp 600.000.000,00 secara kredit
2.      Diterima pelunasan piutang dagang sebesar Rp 570.000.000,00
3.      Dihapus piutang kepada tuan Andriono sebesar Rp 2.400.000,00
4.      Dihapus piutang kepada tuan Budiman sebesar Rp 4.200.000,00
5.      Tuan Andriono melunasi piutang yang sudah dihapus sejumlah Rp 1.800.000,00
Diminta:
1.      Buatlah jurnal yang diperlukan, apabila perusahaan menggunakan metoda langsung untuk mencatat penghapusan piutang!
2.      Apabila perusahaan menggunakan metoda cadangan dan menaksir piutang yang tidak tertagih sebesar 1,5% dari total penjualan, hitunglah selisih kerugian piutang yang dihitung dengan menggunakan kedua metoda tersebut!

Jawaban 1

1
Piutang dagang
Penjualan
(untuk mencatat penjualan secara kredit)
Rp 600.000.000,00

Rp 600.000.000,00
2
Kas
Piutang dagang
(pencatatan untuk  penerima piutang dagang)
Rp 570.000.000,00

Rp 570.000.000,00
3
Kerugian piutang
Piutang dagang
(untuk mencatat penghapusan piutang tuan Andriono)
Rp 2.400.000,00

Rp 2.400.000,00
4
Kerugian piutang
Piutang dagang
(untuk mencatat penghapusan piutang tuan Budiman)
Rp 4.200.000,00

Rp 4.200.000,00
5
Kas
Piutang dagang
(untuk mencatat piutang tak tertagih)
Rp 1.800.000,00

Rp 1.800.000,00



Jawaban 2
1
Cadangan kerugian piutang
Piutang dagang
(untuk mencata piutang tak tertagih
Rp 9.000.000,00

Rp 9.000.000,00
2
Cadangan kerugian piutang
Piutang dagang
(jurnal untuk mencatat piutang tak tertagih)
Rp 8.550.000,00

Rp 8.550.000,00
3
Kerugian piutang
Cadangan kerugian piutang
(jurnal untuk mencatat penghapusan piutang)
Rp 36.000,00

Rp 36.000,00
4
Kerugian piutang
Cadangan kerugian piutang
(untuk mencatat penghapusan piutang)
Rp 63.000,00

Rp 63.000,00
5
Kerugian piutang
Cadangan kerugian piutang
(untuk mencatat balik piutang tuan Andriono)
Rp 27.000,00

Rp 27.000,00


























Sumber :

Gade, muhammad dan said khaerul wasif. Akuntansi keungan menengah 1. 2005. Jakarta :  
         Fakultas ekonomi umiverstitas indonesia.
Reeve, warren. Pengantar Akuntansi. 2008. Jakarta : Salemba empat.

Template by:

Free Blog Templates